Bicara mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa arti dari penduduk itu sendiri.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Pada suatau wilayah , jumlah penduduk pasti berbeda antara wilayah yang satau dengan yang lainnya.
Lalu apakah jumlah penduduk dapat kita hitung ?
Ya tentu, kepadatan suatu penduduk dapat kita hitung dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana penduduk itu tinggal.
Ya tentu, kepadatan suatu penduduk dapat kita hitung dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana penduduk itu tinggal.
Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk.
Berikut contoh negara-negara kecil yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, antara lain :
Monako, Singapura, Vatikan, dan Malata
Lalu adajuga beberapa negara besar yang memiliki jumlah penduduk sangat tinggi antara lain, Jepang dab Bangladesh.
Bila kita berbicara mengenai kepadatan penduduk, pastinya kita tidak akan lepas dari membicarakan piramida penduduk.
Lalu apa itu piramida penduduk ?
Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.
Pada umumnya jumlah penduduk yang terlalu padat, banyak menimbukan permasalahan, anatara lain adalah :
1. Kepadatan penduduk / Penyebaran penduduk yang tidak merata
2. Persaingan lapangan pekerjaan
3. Meningkatnya jumlah kemiskinan
4. Persaingan untuk mendapatkan pemukiman
5. Rendahnya kesempatan pendidikan
Bagaimana jika jumlah suatu penduduk terlalu banyak, apkah dapat di kendalikan ?
Tentu kita dapat melakukan pengendalian terhadap penduduk.
Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran.
Indonesia juga telah menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
Lalu, apakah jumlah penduduk dapat mengalami penurunan ?
Tentu, jumlah penduduk dapat mengakami penurunan.
Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah.
Hal ini dapat disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali oleh penyakit.
Pada tahun-tahun belakangan ini populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk.
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)
*Hot News Fakta mengenai jumlah penduduk di DKI
Bahwa jumlah penduduk di 1 kecamatan di DKI Jakarta, dapat mencapai 200.000 orang.
Sedangkan jumlah kecamatan di DKI Jakarta sendiri terdapat 44 Kecamatan
44 X 200.000 = +/- 8.800.000 Orang, Itu yang terdaftar
Jika di kumpulkan di 1 Stadion Sebesar Gelora Bungkarno, maka harus membutuhkan +/- 100 Stadion
=_= Stress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar